Sabtu, 30 September 2017

Penulisan Bibliografi Berdasarkan Layanan Ms. Word dan Aplikasi Zotero

Kali ini saya akan menampilkan contoh cuplikan jurnal beserta penulisan bibliografi berdasarkan layanan ms. word dan aplikasi zotero. Let's check this out!

Versi Layanan Ms. Word


PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BARU REKAYASA
Oleh:
Neli Kartika Asni
16030234056
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Tanaman kelapa termasuk dalam tanaman perkebunan atau industry yang pohonnya berupa batang lurus  berasal dari family Palmae. Tanaman kelapa ini banyak ditemui diberbagai pelosok negeri. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) adalah taman yang serbaguna karena dari akar hingga sabutnya dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan, sehingga disebut sebagai tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Peran sabut kelapa sebagai limbah sampai saat ini dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dengan baik karena hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali, alat-alat rumah tangga dan lainnya, sehingga masih banyak manfaat lainnya yang terlewatkan. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah sabut kelapa. Berbagai manfaat yang diperoleh setelah penelitian dilakukan adalah sebgai bahan pembuatan helm, arang aktif, memproduksi glukosa, menurunkan polutan dan peredam suara.

Kata kunci:limbah, sabut kelapa, manfaat terlewatkan
ISI
Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak ditemui diberbagai pelosok negeri, sehingga hasil alam berupa kelapa di Indonesia sangat melimpah. Sampai saat ini pemanfaatan limbah berupa sabut kelapa masih terbatas pada industri-industri mebel dan kerajinan rumah tangga dan belum diolah menjadi produk teknologi. Salah satu serat alam yang menjadi obyek penelitian adalah serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai coco-fibre, Coir fibre, coir yarn, coir mats, dan rug. Beberapa keistimewaan pemanfaatan serat sabut kelapa sebagai bahan baru rekayasa antara lain menghasilkan bahan baru komposit alam yang ramah lingkungan dan mendukung gagasan pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi tinggi. Penggunaan serat serabut kelapa dapat dijadikan bahan pembuatan helm karena memiliki banyak kelebihan seperti ramah lingkungan serta harga lebih ekonomis (Amin & Samsudi, 2010).

Arang aktif dari sabut kelapa sawit ini dapat menjernihkan air sumur yang ditunjukkan dengan berkurangnya kandungan Fe, Zn, dan Mn serta mampu menetralkan pH (Pari & Sailah, 2001). Selulosa yang terdapat pada sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi glukosa dengan proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan menggunakan ekstrak enzim kasar dari Aspergillus niger dan Trichoderma reesei (Zaharah, Idiawati & others, 2013).

Sabut kelapa juga dapat digunakan sebagai penyerap polusi karena semakin banyak kandungan karbon suatu biobriket maka semakin banyak polutan CO yang terjadi, semakin banyak biomass sabut kelapa pada biobriket akan menurunkan emisi polutan HC (Sulistyanto, 2006). Sabut kelapa dapat dijadikan alat peredam suara , dengan komposisi yang paling ideal sebagai peredam suara adalah campuran serat dan daging sabut kelapa (Khuriati, Komaruddin, & others, 2006).


Bibliography 

Amin & Samsudi. (2010). Pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai bahan Pembuat helm pengendara kendaraan roda dua. in prosiding seminar nasional & internasional, III.
Intan, Sa'id, & Saptono. (2004). Strategi pengembangan industri pengolahan sabut kelapa nasional.
Khuriati, Komaruddin, & others. (2006). Disain peredam suara berbahan dasar sabut kelapa dan pengukuran koefisien penyerapan bunyinya. berkala fisika, 15-25.
Lumintang, Soenoko, & Wahyudi. (2011). Komposit Hibrid Polyester Berpenguat Serbuk Batang dan Serat Sabut Kelapa. rekayasa mesin, 145-153.
Maryanti, Sonief, & Wahyudi. (2011). pengaruh alkalisasi komposit serat kelapa poliester terhadap kekuatan tarik. rekayasa mesin, 123-129.
Pari & Sailah. (2001). Pembuatan arang aktif dari sabut kelapa sawit dengan bahan pengaktif NH4HCO3 dan (NH4) 2CO3 dosis rendah.
Ramadhani. (2012). pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap parameter kuat geser tanah berpasir. smartek.
Sudiarta & Yulihastuti. (2010). jurnal kimiabiosorpsi kromium (iv) pada serat sabut kelapa hijau (cocos nucifera).
Sulistyanto. (2006). Karakteristik pembakaran biobriket campuran batubara dan sabut kelapa.
Zaharah, Idiawati & others. (2013). Efektivitas campuran enzim selulase dari aspergillus niger dan trichoderma reesei dalam menghidrolisis substrat sabut kelapa. Jurnal Kimia khatulistiwa.



Versi Aplikasi Zotero


PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN BARU REKAYASA
Oleh:
Neli Kartika Asni
16030234056
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Tanaman kelapa termasuk dalam tanaman perkebunan atau industry yang pohonnya berupa batang lurus  berasal dari family Palmae. Tanaman kelapa ini banyak ditemui diberbagai pelosok negeri. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) adalah taman yang serbaguna karena dari akar hingga sabutnya dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan, sehingga disebut sebagai tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Peran sabut kelapa sebagai limbah sampai saat ini dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dengan baik karena hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali, alat-alat rumah tangga dan lainnya, sehingga masih banyak manfaat lainnya yang terlewatkan. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah sabut kelapa. Berbagai manfaat yang diperoleh setelah penelitian dilakukan adalah sebgai bahan pembuatan helm, arang aktif, memproduksi glukosa, menurunkan polutan dan peredam suara.

Kata kunci:limbah, sabut kelapa, manfaat terlewatkan
ISI
Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak ditemui diberbagai pelosok negeri, sehingga hasil alam berupa kelapa di Indonesia sangat melimpah. Sampai saat ini pemanfaatan limbah berupa sabut kelapa masih terbatas pada industri-industri mebel dan kerajinan rumah tangga dan belum diolah menjadi produk teknologi. Salah satu serat alam yang menjadi obyek penelitian adalah serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai coco-fibre, Coir fibre, coir yarn, coir mats, dan rug. Beberapa keistimewaan pemanfaatan serat sabut kelapa sebagai bahan baru rekayasa antara lain menghasilkan bahan baru komposit alam yang ramah lingkungan dan mendukung gagasan pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi tinggi. Penggunaan serat serabut kelapa dapat dijadikan bahan pembuatan helm karena memiliki banyak kelebihan seperti ramah lingkungan serta harga lebih ekonomis (Amin & Samsudi, 2010).

Arang aktif dari sabut kelapa sawit ini dapat menjernihkan air sumur yang ditunjukkan dengan berkurangnya kandungan Fe, Zn, dan Mn serta mampu menetralkan pH (Pari & Sailah, 2001). Selulosa yang terdapat pada sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi glukosa dengan proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan menggunakan ekstrak enzim kasar dari Aspergillus niger dan Trichoderma reesei (Zaharah, Idiawati, & others, 2013).

Sabut kelapa juga dapat digunakan sebagai penyerap polusi karena semakin banyak kandungan karbon suatu biobriket maka semakin banyak polutan CO yang terjadi, semakin banyak biomass sabut kelapa pada biobriket akan menurunkan emisi polutan HC (Sulistyanto, 2006). Sabut kelapa dapat dijadikan alat peredam suara , dengan komposisi yang paling ideal sebagai peredam suara adalah campuran serat dan daging sabut kelapa (Khuriati, Komaruddin, & others, 2006).


Bibliography 

Amin, M., & Samsudi, R. (2010). Pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai bahan Pembuat helm pengendara kendaraan roda dua. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 3). Retrieved from http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/96

Intan, A. H., Sa’id, E. G., & Saptono, I. T. (2004). Strategi pengembangan industri pengolahan sabut kelapa nasional. Retrieved from http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25760

Khuriati, A., Komaruddin, E., & others. (2006). Disain peredam suara berbahan dasar sabut kelapa dan pengukuran koefisien penyerapan bunyinya. Berkala Fisika, 9(1), 15–25.

Lumintang, R. C., Soenoko, R., & Wahyudi, S. (2011). Komposit Hibrid Polyester Berpenguat Serbuk Batang dan Serat Sabut Kelapa. Rekayasa Mesin, 2(2), 145–153.

Maryanti, B., Sonief, A. A. ad, & Wahyudi, S. (2011). Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-Poliester Terhadap Kekuatan Tarik. Rekayasa Mesin, 2(2), 123–129.

Pari, G., & Sailah, H. (2001). Pembuatan arang aktif dari sabut kelapa sawit dengan bahan pengaktif NH4HCO3 dan (NH4) 2CO3 dosis rendah. Retrieved from http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40497

Ramadhani, S. (2012). Pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap parameter kuat geser tanah berpasir. SMARTek, 9(3). Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/view/506

Sudiarta, I. W., & Yulihastuti, D. A. (2010). Biosorpsi kromium (VI) pada serat sabut kelapa hijau (cocos nucifera). Jurnal Kimia, 4(2). Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/download/2811/1998

Sulistyanto, A. (2006). Karakteristik pembakaran biobriket campuran batubara dan sabut kelapa. Retrieved from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/804

Zaharah, T. A., Idiawati, S. S. N., & others. (2013). Efektivitas campuran enzim selulase dari aspergillus niger dan trichoderma reesei dalam menghidrolisis substrat sabut kelapa. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 2(1). Retrieved from http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/1779



Bagaimana? lebih lengkap menggunakan aplikasi zotero bukan? Hal ini dikarenakan pada layanan ms. word kita dipersilakan untuk menginput sendiri identitas dari jurnal yang kita gunakan sebagai referensi, sehingga bila kita tidak tekun untuk mencermati satu persatu identitas maka penulisan bibliografi yang tercantum juga tidak akan lengkap. Namun dalam penggunaan aplikasi zotero juga belum bisa dijamin akurat 100% karena terkadang kemampuan untuk mendeteksi identitas jurnal saat proses metadata mengalami kegagalan akibatnya berdampak pada kesalahan penulisan bibliografi. Segala sesuatu memang selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, bila kita mampu mengkombinasi keduanya mengapa tidak? sekian saran dari saya dan terimakasih atas kunjungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar