Versi Layanan Ms. Word
PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI
BAHAN BARU REKAYASA
Oleh:
Neli Kartika Asni
16030234056
Kimia B,
FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Tanaman
kelapa termasuk dalam tanaman perkebunan atau industry yang pohonnya berupa
batang lurus berasal dari family Palmae.
Tanaman kelapa ini banyak ditemui diberbagai pelosok negeri. Tanaman kelapa
(Cocos nucifera L) adalah taman yang serbaguna karena dari akar hingga sabutnya
dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan, sehingga disebut sebagai tanaman
yang bernilai ekonomi tinggi. Peran sabut kelapa sebagai limbah sampai saat ini
dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dengan baik karena hanya dimanfaatkan
untuk bahan pembuat sapu, keset, tali, alat-alat rumah tangga dan lainnya, sehingga
masih banyak manfaat lainnya yang terlewatkan. Untuk itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah sabut
kelapa. Berbagai manfaat yang diperoleh setelah penelitian dilakukan adalah
sebgai bahan pembuatan helm, arang aktif, memproduksi glukosa, menurunkan
polutan dan peredam suara.
Kata kunci:limbah, sabut kelapa, manfaat terlewatkan
ISI
Tanaman kelapa merupakan tanaman yang
banyak ditemui diberbagai pelosok negeri, sehingga hasil alam berupa kelapa di
Indonesia sangat melimpah. Sampai saat ini pemanfaatan limbah berupa sabut
kelapa masih terbatas pada industri-industri mebel dan kerajinan rumah tangga
dan belum diolah menjadi produk teknologi. Salah satu
serat alam yang menjadi obyek penelitian adalah serat sabut kelapa, atau dalam
perdagangan dunia dikenal sebagai coco-fibre, Coir fibre, coir yarn, coir
mats, dan rug. Beberapa
keistimewaan pemanfaatan serat sabut kelapa sebagai bahan baru rekayasa antara
lain menghasilkan bahan baru komposit alam yang ramah lingkungan dan mendukung
gagasan pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi dan teknologi tinggi. Penggunaan serat serabut kelapa dapat dijadikan
bahan pembuatan helm karena memiliki banyak kelebihan seperti ramah lingkungan
serta harga lebih ekonomis (Amin &
Samsudi, 2010) .
Arang aktif
dari sabut kelapa sawit ini dapat menjernihkan air sumur yang ditunjukkan
dengan berkurangnya kandungan Fe, Zn, dan Mn serta mampu menetralkan pH (Pari & Sailah, 2001) . Selulosa yang
terdapat pada sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi glukosa dengan
proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan menggunakan ekstrak enzim kasar dari
Aspergillus niger dan Trichoderma reesei (Zaharah, Idiawati & others, 2013) .
Sabut kelapa juga dapat digunakan
sebagai penyerap polusi karena semakin banyak kandungan karbon suatu biobriket
maka semakin banyak polutan CO yang terjadi, semakin banyak biomass sabut
kelapa pada biobriket akan menurunkan emisi polutan HC (Sulistyanto, 2006) . Sabut kelapa dapat
dijadikan alat peredam suara , dengan komposisi yang paling ideal sebagai
peredam suara adalah campuran serat dan daging sabut kelapa (Khuriati, Komaruddin, &
others, 2006) .
Bibliography
Amin & Samsudi. (2010).
Pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai bahan Pembuat helm pengendara
kendaraan roda dua. in prosiding seminar nasional & internasional, III.
Intan, Sa'id, & Saptono. (2004). Strategi pengembangan industri
pengolahan sabut kelapa nasional.
Khuriati, Komaruddin, & others. (2006). Disain peredam suara berbahan
dasar sabut kelapa dan pengukuran koefisien penyerapan bunyinya. berkala
fisika, 15-25.
Lumintang, Soenoko, & Wahyudi. (2011). Komposit Hibrid Polyester
Berpenguat Serbuk Batang dan Serat Sabut Kelapa. rekayasa mesin,
145-153.
Maryanti, Sonief, & Wahyudi. (2011). pengaruh alkalisasi komposit
serat kelapa poliester terhadap kekuatan tarik. rekayasa mesin,
123-129.
Pari & Sailah. (2001). Pembuatan arang aktif dari sabut kelapa sawit
dengan bahan pengaktif NH4HCO3 dan (NH4) 2CO3
dosis rendah.
Ramadhani. (2012). pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap
parameter kuat geser tanah berpasir. smartek.
Sudiarta & Yulihastuti. (2010). jurnal kimiabiosorpsi kromium (iv)
pada serat sabut kelapa hijau (cocos nucifera).
Sulistyanto. (2006). Karakteristik pembakaran biobriket campuran batubara
dan sabut kelapa.
Zaharah, Idiawati & others. (2013). Efektivitas campuran enzim
selulase dari aspergillus niger dan trichoderma reesei dalam menghidrolisis
substrat sabut kelapa. Jurnal Kimia khatulistiwa.
Versi Aplikasi Zotero
PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SEBAGAI
BAHAN BARU REKAYASA
Oleh:
Neli Kartika Asni
16030234056
Kimia B,
FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Tanaman
kelapa termasuk dalam tanaman perkebunan atau industry yang pohonnya berupa
batang lurus berasal dari family Palmae.
Tanaman kelapa ini banyak ditemui diberbagai pelosok negeri. Tanaman kelapa
(Cocos nucifera L) adalah taman yang serbaguna karena dari akar hingga sabutnya
dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan, sehingga disebut sebagai tanaman yang
bernilai ekonomi tinggi. Peran sabut kelapa sebagai limbah sampai saat ini
dalam kenyataannya belum dimanfaatkan dengan baik karena hanya dimanfaatkan
untuk bahan pembuat sapu, keset, tali, alat-alat rumah tangga dan lainnya, sehingga
masih banyak manfaat lainnya yang terlewatkan. Untuk itu perlu adanya
penelitian lebih lanjut agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan limbah sabut
kelapa. Berbagai manfaat yang diperoleh setelah penelitian dilakukan adalah
sebgai bahan pembuatan helm, arang aktif, memproduksi glukosa, menurunkan
polutan dan peredam suara.
Kata kunci:limbah, sabut kelapa, manfaat terlewatkan
ISI
Tanaman
kelapa merupakan tanaman yang banyak ditemui diberbagai pelosok negeri,
sehingga hasil alam berupa kelapa di Indonesia sangat melimpah. Sampai saat ini
pemanfaatan limbah berupa sabut kelapa masih terbatas pada industri-industri
mebel dan kerajinan rumah tangga dan belum diolah menjadi produk teknologi. Salah
satu serat alam yang menjadi obyek penelitian adalah serat sabut kelapa, atau
dalam perdagangan dunia dikenal sebagai coco-fibre, Coir fibre, coir yarn,
coir mats, dan rug. Beberapa keistimewaan pemanfaatan serat
sabut kelapa sebagai bahan baru rekayasa antara lain menghasilkan bahan baru
komposit alam yang ramah lingkungan dan mendukung gagasan pemanfaatan serat
sabut kelapa menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi tinggi.
Penggunaan serat serabut kelapa dapat dijadikan bahan pembuatan helm karena
memiliki banyak kelebihan seperti ramah lingkungan serta harga lebih ekonomis (Amin &
Samsudi, 2010).
Arang aktif dari sabut kelapa sawit ini dapat
menjernihkan air sumur yang ditunjukkan dengan berkurangnya kandungan Fe, Zn,
dan Mn serta mampu menetralkan pH (Pari &
Sailah, 2001). Selulosa
yang terdapat pada sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi glukosa
dengan proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan menggunakan ekstrak enzim kasar
dari Aspergillus niger dan Trichoderma reesei (Zaharah,
Idiawati, & others, 2013).
Sabut
kelapa juga dapat digunakan sebagai penyerap polusi karena semakin banyak
kandungan karbon suatu biobriket maka semakin banyak polutan CO yang terjadi,
semakin banyak biomass sabut kelapa pada biobriket akan menurunkan emisi
polutan HC (Sulistyanto,
2006). Sabut kelapa
dapat dijadikan alat peredam suara , dengan komposisi yang paling ideal sebagai
peredam suara adalah campuran serat dan daging sabut kelapa (Khuriati,
Komaruddin, & others, 2006).
Bibliography
Amin,
M., & Samsudi, R. (2010). Pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai
bahan Pembuat helm pengendara kendaraan roda dua. In PROSIDING SEMINAR
NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 3). Retrieved from
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/96
Intan, A. H., Sa’id, E. G., &
Saptono, I. T. (2004). Strategi pengembangan industri pengolahan sabut kelapa nasional.
Retrieved from http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/25760
Khuriati, A., Komaruddin, E., &
others. (2006). Disain peredam suara berbahan dasar sabut kelapa dan pengukuran
koefisien penyerapan bunyinya. Berkala Fisika, 9(1), 15–25.
Lumintang, R. C., Soenoko, R., &
Wahyudi, S. (2011). Komposit Hibrid Polyester Berpenguat Serbuk Batang dan
Serat Sabut Kelapa. Rekayasa Mesin, 2(2), 145–153.
Maryanti, B., Sonief, A. A. ad, &
Wahyudi, S. (2011). Pengaruh Alkalisasi Komposit Serat Kelapa-Poliester Terhadap
Kekuatan Tarik. Rekayasa Mesin, 2(2), 123–129.
Pari, G., & Sailah, H. (2001).
Pembuatan arang aktif dari sabut kelapa sawit dengan bahan pengaktif NH4HCO3
dan (NH4) 2CO3 dosis rendah. Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40497
Ramadhani, S. (2012). Pengaruh
penambahan serat sabut kelapa terhadap parameter kuat geser tanah berpasir. SMARTek,
9(3). Retrieved from
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/SMARTEK/article/view/506
Sudiarta, I. W., & Yulihastuti, D.
A. (2010). Biosorpsi kromium (VI) pada serat sabut kelapa hijau (cocos
nucifera). Jurnal Kimia, 4(2). Retrieved from
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/download/2811/1998
Sulistyanto, A. (2006). Karakteristik
pembakaran biobriket campuran batubara dan sabut kelapa. Retrieved from
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/804
Zaharah, T. A.,
Idiawati, S. S. N., & others. (2013). Efektivitas campuran enzim selulase
dari aspergillus niger dan trichoderma reesei dalam menghidrolisis substrat
sabut kelapa. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 2(1). Retrieved from
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/1779
Bagaimana? lebih lengkap menggunakan aplikasi zotero bukan? Hal ini dikarenakan pada layanan ms. word kita dipersilakan untuk menginput sendiri identitas dari jurnal yang kita gunakan sebagai referensi, sehingga bila kita tidak tekun untuk mencermati satu persatu identitas maka penulisan bibliografi yang tercantum juga tidak akan lengkap. Namun dalam penggunaan aplikasi zotero juga belum bisa dijamin akurat 100% karena terkadang kemampuan untuk mendeteksi identitas jurnal saat proses metadata mengalami kegagalan akibatnya berdampak pada kesalahan penulisan bibliografi. Segala sesuatu memang selalu memiliki kelebihan dan kekurangan, bila kita mampu mengkombinasi keduanya mengapa tidak? sekian saran dari saya dan terimakasih atas kunjungannya.